Selasa, 15 November 2011

bleaching pada gigi

Bleaching merupakan suatu cara pemutihan kembali gigi yang berubah warna, sampai mendekati atau bahkan sama dengan warna gigi aslinya melalui proses kimia yang bertujuan untuk mengembalikan faktor estetik penderita. Bleaching dapat dilakukan pada gigi vital maupun non vital. Pemutihan gigi vital berupa prosedur ekstrakoronal pada permukaan gigi sedangkan pemutihan gigi pada gigi non vital biasanya menggunakan prosedur intrakoronal, yaitu di dalam ruang pulpa.
Bahan bleaching
1. Hidrogen peroksida
Merupakan bahan pemutih yang paling sering digunakan, tidak berwarna, viskositasnya rendah dan merupakan oksidator kuat sehingga dalam pengguanaannya harus hati-hati. Contohnya adalah superoxol yang merupakan bahan pemutih yang mengandung 30% H2O2.
2. Sodium perborat
Penggunaan campuran superoxol dengan sodium peroksida lebih efektif dalam pemutihan gigi.
3. Karbamid peroksida
Merupakan kristal yang berwarna putih dan tidak toksik. Pada in office bleaching digunakan karbamid peroksida dengan konsentrasi 30-50% sedangkan pada pemutihan ekstrakorona konsentrasinya 10-16%. Efektivitas bahan pemutih intrakorona dipengaruhi oleh pH,konsentrasi,suhu, waktu dan penyimpanan. Pada pH basa, proses oksidasi lebih aktif. Penggunaan bahan dengan konsentrasi tinggi prosesnya lebih cepat namun ada kemungkinan menyebabkan kaustik pada jaringan lunak. Pengaruh adanya kenaikan suhu dan pemanasan/energi cahaya akan mempercepat reaksi, selain itu, adanya kontak bahan pemutih yang lama hasilnya akan lebih baik.
Teknik non vital bleaching
Teknik yang dipakai dalam bleaching pada gigi non vital adalah teknik walking bleach dan termokatalitik. Adanya oksigen bebas akan mendorong zat warna keluar dari tubulus dentin.
a. Teknik walking bleach
Teknik walking bleach menggunakan campuran hidrogen peroksida 35% dan sodium perborat.
Prosedur perawatannya:
• Jaringan sekitar gigi yang akan dirawat dilindungi dengan vaselin
• Gigi diisolasi menggunakan rubberdam
• Kamar pulpa dan tanduk pulpa dibersihkan, kemudian dentin bagian labial dalam kamar pulpa dikurangi 0,5mm dengan bur low speed
• Guttaperca dikurangi dengan plugger panas sepanjang 2mm ke arah apikal
• Daerah orifice ditutup dengan ZnO eugenol setebal 1mm
• Kamar pulpa dibersihkan dengan xylene atau isopropil alkohol 70%, kemudian dikeringkan dengan aliran udara
• Pasta campuran hidrogen peroksida 35% dan sodium perborat diletakkan di dalam kamar pulpa, kemudian ditekan dengan kapas ke arah dinding labial kemudian ditumpat sementara dengan ZnO eugenol.
• Kunjungan berikutnya dilakukan 3-7 hari kemudian. Jika pemutihan belum berhasil,maka langkah tersebut diulangi. Jika berhasil, bersihkan gigi lalu tumpat denga resin komposit.
b. Teknik termokatalitik
Teknik ini dilakukan dengan bantuan cahaya dan panas. Caranya dengan
meletakkan bahan oksidator Hidrogen Peroksida dalam kamar pulpa dan dipanaskan dengan menggunakan lampu atau alat yang dipanaskan atau alat pemanas listrik hingga menghasilkan oksigen bebas yang aktif. Prosedur yang dilakukan meliputi, persiapan sama dengan teknik walking bleach, sepotong kapas diletakkan pada labial dan lainnya pada kamar pulpa, kapas dibasahi superoxol, diberi pencahayaan hingga 6,5 menit, larutan ditambahkan lagi kapas dengan Superoxol / Sodium Perborat, ditumpat sampai kunjungan lagi.
c. Teknik pemutihan intrakoronal dengan karbamid peroksida 10%
Cara pertama dengan menggunakan tray yang diisi karbamid peroksida 10% tetapi akses orifice terbuka dan diisi karbamid peroksida. Pasien tidur dengan menggunakan tray. Pada pagi hari gigi diirigasi dan ditutup cotton pellet. Proses ini diulang sampai warna yang dikehendaki, tumpat sementara, penumpatan dengan komposit setelah 2 minggu.
Cara kedua dengan Karbamid Peroksida diinjeksikan setiap 2 jam.

Teknik vital bleaching
Teknik ini dilakukan dengan mengaplikasikan oksidator pada permukaan email gigi yang masih vital. Hasilnya kurang meyakinkan jika dibandingkan dengan teknik bleaching internal, karena permukaan email gigi kurang permeable dan sedikit peluangnya bahan mencapai daerah yang berubah warna.

a. Mouth guard bleaching
Teknik ini biasanya digunakan untuk kasus perubahan warna gigi yang ringan. Pada dasarnya merupakan Home Bleaching sebagai teknik pemutihan dirumah. Variasi teknik ini bermacam-macam, baik dari jenis bahannya, frekuensi dan waktu yang digunakan di rumah maupun di tempat praktik. Sebagian besar terdiri 1,5 – 10 % Hidrogen Peroksida atau 10 – 15 % Karbamid Peroksida.

Efek samping bleaching intrakoronal dan ekstrakoronal
1. Gigi sensitif
Bahan bleaching merusak enamel rods, menyebabkan dentin terekspose secara mikroskopis. Hidogen lperoksida bersifat hipertonic dibandingkan dengan struktur gigi dan jaringan sekitarnya menyebabkan penyerapan air dari tekanan yang lebih rendah (dari email, tubulus dentin, dan lapisan epitel mukosa/gingiva), proses dehidrasi tersebut menyebabkan rasa ngilu dan sensitif.
2. Iritasi gingiva
Konsentrasi peroxide yang tinggi dapat menyebabkan trauma khemis dan tray yang mendorong melawan gingiva selama proses bleaching menyebabkan trauma mekanis. Hal-hal tersebut menyebabkan resesi gingiva secara permanen.
3. Resorpsi eksternal
Bahan kimia yang dikombinasikan dengan panas dapat menyebabkan nekrosis sementum, inflamasi ligamen periodontium dan resorpsi akar.
4. Perubahan morfologi enamel
Carbamide peroxide menyebabkan sedikit perubahan morfologi pada permukaan enamel pada level pH yang beragam.
5. Mengurangi perlekatan
Sisa peroxide pada enamel dan dentin dapat menghambat polimerisasi sistem resin bonding. Oleh karena itu, jika akan melakukan restorasi mengguanakan resin komposit dianjurkan untuk melakukannya paling tidak 10 hari setelah bleaching.
6. Masalah dengan material restorasi gigi
Gel carbamide peroxide meningkatkan pelepasan merkuri dari amalgam, sehingga menyebabkan perubahan warna menjadi lebih buram.
7. Sakit tenggorokan
Saat bahan tertelan, dapat menyebabkan iritasi pada jaringan mukosa pada tenggorokan.

Microabrasion dan macroabrasion
Mikroabrasi dan makroabrasi adalah pilihan konservasi alternatif untuk mereduksi atau mengeliminasi diskolorisasi pada gigi yang masih dangkal. Teknik ini merupakan teknik penghilangan sebagian struktur gigi, oleh karena itu hanya diindikasikan untuk diskolorisasi yang terjadi pada permukaan enamel gigi (diskolorisasi eksternal).
Mikroabrasi
mikroabrasi dilakukan untuk menghilangkan diskolorisasi yang terjadi pada permukaan enamel yang tidak dalam dapat pula unutk menghilangkan white spot. Pada karies yang sedang berkembangdan memiliki permukaan kasar, teknik mikroabrasi ditambah dengan program remineralisasi merupakan pilihan awal. Pada perubahan warna yang dikarenakan trauma lokal saat perkembangan seperti amelogenesis imperfecta, prognosis yang akurat untuk mikroabrasi tidak dapat diberikan,namun mikroabrasi adalah yang pertama diterapkan. Jika teknik ini tidak berhasil karena kedalaman kerusakan melebihi 0,2-0,3mm, maka gigi akan direstorasi dengan menggunakan tumpatan sewarna gigi. Diskolorisasi permukaan yang disebabkan flourosis juga dapat dihilangkan dengan teknik ini selama kedalamannya tidak melebihi 0,2-0,3mm.
Teknik ini bukan merupakan teknik bleaching,namun penghilangan struktur gigi yang mengalami diskolorisasi dengan cara mekanik. Teknik ini dilakukan secara eksternal dengan menggunakan campuran asam Hidroklorik 18 % dengan bubuk pumis membentuk pasta yang padat, dan diletakkan pada permukaan email dan ditekankan dengan gerakan memutar menggunakan spatel kayu selama 5 detik, kemudian dicuci dengan air dan untuk menetralisir asam digunakan campuran Natrium Bikarbonat dan air. Isolasi pada gingiva dengan menggunakan rubber dam.



Makroabrasi
Merupakan teknik alternatif untuk menghilangkan white spot superfisial yang terlokalisasi dan stain permukaan lainnya. Makroabrasi hanya menggunakan 12-fluted composite finishing bur atau fine grit finishing diamond bur pada kecepatan tinggi (high speed) untuk menghilangkan defect. Kemudian digunakan 30-fluted composite-finishing bur untuk menghapus facets dan goresan yang dihasilkan oleh penggunaan alat sebelumnya. Kemudian pemolesan terakhir dengan menggunakan abrasive rubber point.
Kelebihan teknik makroabrasi antara lain kontrol yang baik dalam penghilangan struktur gigi, pelaksanaannya lebih cepat dan tidak memerlukan penggunaan instrumen khusus. Namun penggunaan bur high speed sangat sensitif terhadap penguasaan tekniknya. Makroabrasi dapat dikombinasikan dengan mikroabrasi yaitumakroabrasi dilaksanakan terlebih dahulu kemudian mikroabrasi dilakukan setelahnya untuk mendapat hasil maksimal.




Dental crown
Crown merupakan restorasi gigi yang mencakup seluruh gigi. Crown untuk gigi anterior diindikasikan untuk gigi yang sebagian strukturnya telah hilang, atau bagian insisal edgenya hilang yang disebabkan fraktur atau karies. Ada 3 jenis crown yang dapat digunakan untuk gigi anterior yaitu bonded all porcelain, extra strength all porcelain, atau porcelain fused to metal.
1. Bonded all porcelain
Mahkota jenis ini adalah mahkota yang paling sering digunakan untuk merestorasi gigi anterior. Mahkota ini seluruhnya dibuat dari porcelain atau bahan keramik lainnya. Bonded all porcelain crown memiliki estetik yang paling baik. Kekuatan bonded all porcelain crown cukup kuat untuk gigi anterior namun tidak diindikasikan untuk gigi posterior dan pada pasien yang memiliki kekuatan gigit yang besar.
2. Extra strength all porcelain
Ada beberapa material keramik yang memiliki stregth yang tinggi sehingga tidak memerlukan bonding. Crown jenis ini sering digunakan karena tidak memerlukan keahlian yang tinggi dalam peletakkannya dan tidak memiliki kekurangan estetik seperti pada metal crown,walaupun tingkat estetiknya masih tidak lebih baik dibandingkan dengan all bonded porcelain crown.
3. Porcelain fused to metal
Mahkota jenis ini memiliki estetik yang tidak terlalu baik karena opasitas yang tampak tidak natural dan lama kelamaan akan menampakkan garis hitam pada gumline. Namun memiliki strength yang paling tinggi dibandingkan dengan mahkota porcelain yang lain.